Rabu, 08 Maret 2017

Cara membuat tenun ikat

CARA MEMBUAT TENUN IKAT
A.
Peta Konsep Batik Jumputan atau Ikat Celup
B.Pengertian Batik Jumputan atau Ikat Celup
Jumputan(tie-dye) merupakan salah satu jenis batik yang pembuatannya dilakukan dengan cara mengikat kencang di beberapa bagian kain kemudian dicelupkan pada pewarna. Oleh karena itu, sebagian orang juga menyebut Jumputan sebagai batik ikat celup.Di beberapa daerah diIndonesia, teknik ini dikenal dengan berbagai nama lain seperti pelangi atau cinde(Palembang), tritik ataujumputan (Jawa), sertasasarengan (Banjarmasin).
C.Sejarah Batik Jumputan atau Ikat Celup
Menurut sejarah, batik ikat celup berasal dari Tiongkok, batik ini kemudian berkembang sampai ke India dan wilayah-wilayah nusantara. Batik ikat celup diperkenalkan ke nusantara oleh orang-orang India melalui misi perdagangan. Batik ini mendapat perhatian besar terutama karena keindahan ragam hiasnya dalam rangkayan warna warni yang menawan. Penggunaan batik ikat celup ini antara lain di sumatra, khususnya palembang, di kalimantan selatan, jawa dan bali.
Dalam proses pewarnaan batik jumputan, jaman dahulu zat pewarna yang digunakan berasal dari alam. Namun dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi zat pewarna alami mulai ditinggalkan. Hal ini terjadi terutama karena pewarna sintesis memiliki jumlah warna yang hampir tak terbatas. Disamping itu juga, proses pewarnaan alam juga lebih rumit daripada pewarna sintesis. Meskipun demikian, keduanya memiliki keunggulan masing-masing.
D.Tahapan Pembuatan Batik Jumputan atau Ikat Celup
. Bahan-bahan yang dibutuhkan:
1.Kain
Kain yang digunakan digunakan untuk proses pembatikan jumputan adalah kain mori, kain mori adalahkain yang lazim digunakan dalam pembatikan. kain mori dapat dipilih sesuai kebutuhan yang dikehendaki dari mulai golongan mori yang paling halus sampai mori golongan rendah.
2.Dua sendok Garam secukupnya;
3.Dua liter Air untuk satu kemasan warna;
4.Pewarna dan penguatnya dalam satu kemasan (Wenter atau Wantex).
Pewarnaan bertujuan untuk memberi warna pada kain batik sehingga menghasilkan suatu gabungan warna yang baik. Proses pewarnaan dapat dilakukan dengan cara celupan, coletan, dan kuasan.Zat pewarna alam ini berasal daritumbuh-tumbuhan yang dibuat melalui sistem ekstrasi. Ekstrasi adalah proses yang paling sederhana dilakukan dengan cara konvensional yaitu dengan merebus tumbuh-tumbuhan tersebut, bahan yang direbus adalah: bagian daun, batang, buah, kulit buah, kulit akar, dan bunga.
Cat warna ini banyak dipakai dalam pembatikan, Penggunaan yang mudah cepat dan praktis serta karena memiliki daya serap yang baik pada katun. Serta daya tahannya yang cukup baik terhadap sinar matahari dan gesekan.dapat dikombinasikan antara warna yang satu dengan warna yang lain. Warna naptol juga dapat digunakan untuk pencelupan dalam keadaan dingin.
Alat-alat yang digunakan:
1.Karet gelang;
2.Kelereng, Uang koin, Batu;
3.Kompor;
4.Bejana (Panci)
Digunakan untuk mendidihkan air dan untuk proses pewarnaan dengan menggunakan pewarna wantek.
5.Sendok kayu sebagai alat pengaduk;
6.Ember.
Digunakan untuk proses pewarnaan
Cara membuatnya:
1.Pastikan kain dalam kondisi bersih;
2.Membuat bentuk/desain motif dengan mengikat Kelereng, Uang koin, atau Batu pada beberapa bagian kain menggunakan karet secara kencang dan bervariatif;

3.Rebus air menggunakan Bejana (Panci) hingga mendidih;
4.Setelah mendidih, campurkan pewarna dan penguat yang berada dalam satu kemasan Wenter ataupun Wantex;

5.Tambahkan garam dua sendok makan dan cuka secukupnya disertai dengan mengaduk larutan hingga merata;

6.Basahi kain yang telah diikati dan dibuat motif dengan air bersih;
7.Celupkan kain tersebut pada cairan warna. Bila menginginkan satu warna, celupkan seluruh bagian kain dalam larutan pewarna yang mendidih.
8.Aduk dalam waktu 60 menit agar warna merata dan merekat kuat;

9.Apabila proses pencelupan warna selesai, kain diangkat dan dibilas menggunakan air dingin yang bersih;
10.Kemudian semua ikatan dilepas, kain ditiris dan dikeringkan;

11.Setelah kering, rapikan dengan menyetrika kain tersebut.

NB:
•Karet bisa diganti dengan tali, yang penting ikatannya harus kencang.
•Garam dan cuka digunakan sebagai tambahan penguat agar warna tidak mudah luntur.
•Gunakan satu wadah (bejana/panci) untuk satu warna saja.
•Pada praktek ini, sebaiknya wadah yang digunakan khusus untuk pembuatan Jumputan atau batik ikat celup. Namun jika wadah tersebut akan digunakan untuk keperluan lain, selesai praktek, bersihkan dengan baik bejana/panci yang telah digunakan sebagai wadah proses mewarnai hingga benar-benar bersih.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar